PENGERJAAN PROYEK LAPEN DI NAGORI LESTARI INDAH
DIDUGA TIDAK MEMENUHI STANDAR




Simalungun,Gabpers
Pengerjaan proyek pengerasan jalan Nangka Raya di Nagori Lestari Indah Perumnas Batu Anam Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun menjadi bahan pembahasan masyarakat Nagori Lestari indah, pasalnya proses pengerjaan yang dilaksanakan TPK Nagori Lestari Indah diduga banyak unsur kecurangan dan terlalu dipaksakan.

Ini terlihat dari tumpukan material yang ada disekitar lokasi hanya berupa pasir, batu kerikil ukuran 2/3, ½ dan split sementara batu ukuran 3/5 tidak nampak terlihat sebagai dasar pengerasan jalan yang akan dikerjakan.

Informasi Pengerjaan proyek ini juga simpang siur, ketika awak media mengkonfirmasi berapa pagu anggaran pengerjaan proyek pengerasan jalan ini kepada Pangulu Nagori Lestari Indah  Mahidin Girsang, SH dengan mudah beliau mengatakan tidak tahu, ini bertolak belakang dari tugas pangulu yang harus memberi informasi kepada publik tetapi ini semua terkesan ditutup-tutupi.

Sementara menurut pengurus harian Ormas IB Pekat HS Yang ditemui awak media Rabu, 26 September 2018 pukul 15.15 wib dilokasi pengerjaan mengatakan proyek yang dikerjakan terkesan dipaksakan karena dilihat dari material yang terlihat disekitar lokasi tidak ada batu kerikil ukuran 3/5 sebagai dasar jalan. Dan ini menjadi tanda tanya karena menurut perhitungannya jika proyek ini memerlukan batu sebanyak 100 m3 jika dikalikan 250 ribu/m3 ditaksir kerugian negara sudah 25 juta rupiah.

Dan ditempat terpisah dilokasi yang sama, SS warga perumnas batu anam juga mengatakan proyek pengerasan jalan (lapen) ini diduga tidak memenuhi standar. Karena menurutnya semua proyek pengerasan jalan yang dia ketahui haruslah dilapisi pelingkut dulu sebelum dilapis batu ukuran 2/3, setelah dilapis di siram lagi dengan ter lagi menurutnya.

“ dimana-mana bang proyek pengerasan jalan ini sebelum di kerjakan haruslah dibersihkan dululah bang, baru di siram pelingkut, taroklah dasarnya sudah keras tapi haruslah dipelingkut bang biar lengkat batu 2/3 itu didasar” ujarnya menerangkan.

“cobalah abang periksa itu. Pasti tidak ada dipelingkut dasarnya itu. Sudah pastilah anggaran untuk dasar itu ada bang tapi kenapa tak dibuat” tambahnya lagi.

Dan setelah awak media memeriksa tebaran batu 2/3 di jalan yang di kerjakan memang tidak terlihat pelingkut didasar jalan yang ditebari batu ukuran 2/3 dan memang inilah dasar dari pembahasan warga perumnas batu anam. Diduga banyak pengurangan volume material dan tidak sesuai dengan RAB.

Di lain tempat menurut BWS salah seorang Pengamat Pengerjaan proyek mangatakan, memang seharusnya jalan yang akan di keraskan atau di lapen harus terlebih dahulu di pelingkut, supaya batu dasar yang berukuran 3/5 itu merekat kedasar jalan.
“semua jalan yang mau dilapen ya memang seharusnya di pelingkut dulu sebelum dilapis batu bang, setiap lapisan harus disiram pelingkut/teraspal. Pertama dilapis batu 3/5, lalu dipelingkut/ter baru dilapis batu 2/3, lalu dipelingkut/ter lagi, dan dilapis batu 1/2 , lalu disiram pelingkut/ter lagi barulah di taburi batu split dan kemudian ditutup pasir bang, itulah urutan kerjanya bang” tutur BWS menerangkan.
Ketika awak media mengkonfirmasi nomer Seluler yang diberikan salah satu pekerja dilokasi ternyata nomor tersebut bukan nomor TPK namun nomor bendaharanya.(Red)

Komentar